Selasa, 22 Januari 2013

Legenda Raja Yang Serakah - Sumatra

Dahulu kala ada sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Tiangkerarasen. Negeri itu aman dan tenteram karena Sang Raja memerintah dengan bijaksana. Beliau mempunyai beberapa orang putera dan puteri dari seorang permaisuri yang cantik jelita.

Namun ketentraman dan kebahagiaan keluarga itu tak berlangsung lama. Pada suatu hari, raja berjalan-jalan dengan menunggang kuda kesayangannya. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita. Setelah berkenalan, raja mengajak gadis itu pulang ke istana. Gadis itu selain cantik ternyata mempunyai perangai yang lembut dan tutur kata yang halus. Raja jatuh cinta dan menikahi gadis tersebut. Tindakan raja itu ditentang oleh permaisuri dan putera-puterinya. Namun raja terlalu mencintai gadis itu.

Setelah beberapa bulan berlalu, gadis yang telah menjadi istri muda raja itupun hamil. Permaisuri dan putera-puterinya makin marah. Mereka betul-betul menunjukkan sikap benci kepada raja. Putera-puterinya pun sudah berani melawan. Keadaan ini sangat menekan Sang Raja. Lalu terpikir oleh Sang Raja untuk menyingkirkan istri mudanya.

Pada suatu hari Raja mengajak istri mudanya berjalan-jalan di hutan,. keduanya menyusuri sebuah sungai yang besar dengan sebuah perahu. Ketika sang istri sedang asyik menikmati pemandangan, tiba-tiba sang raja mendorongnya ke sungai. Istrinya sangat terkejut, lalu berteriak-teriak minta tolong. Sebenarnya hati Sang Raja sangat iba, tetapi apa boleh buat ia ingin mengakhiri hubungannya yang tegang dengan permaisuri dan putri -putrinya.

Sementara itu di hilir sungai seorang pengail melihat perempuan hanyut. Ia segera menyelamatkan perempuan itu yang tak lain adalah istri muda raja Tiangkerarasen.

Bulan berganti bulan tahun berganti tahun. Putra raja yang lahir dari istri muda telah berangkat remaja. Ibunya memberi nama Aji Bonar. Pemuda itu mempunyai kegemaran bermain gasing dan mengail. Suatu hari ia ingin pergi ke negeri Tiangkerarasen. Sebab, ia mendengar kabar bahwa putra raja Tiangkerarasen suka bermain gasing dengan taruhan. Suatu hari ia bisa bermain gasing dengan putra raja. Gasing Aji Bonar menang, lalu ia membawa ayam jago taruhan ke rumah. Kemenangan gasing Aji Bonar itu membuat putra raja makin penasaran. Lalu ia bertaruh yang lebih besar lagi.

Begitulah taruhan itu terjadi berulang-ulang. Dari taruhan yang kecil sampai taruhan sebuah rumah yang besar lengkap dengan isinya. Pertandingan inipun dimenangkan Aji Bonar. Kekalahan putra raja yang terus-menerus ini tidak membuatnya jera. Justru ia makin penasaran dan bertekad harus dapat mengalahkan gasing Aji Bonar.

Suatu hari putra raja mengumpulkan seluruh rakyat negeri Tiangkerarasen di gelanggang permainan gasing. Tidak lupa ia mengundang Sang Raja, ayahnya. Setelah semua berkumpul, putra raja berseru:

Hai rakyatku, hari ini aku mempertaruhkan negeri ini beserta isinya kepada Si Aji Bonar. Jika ia kalah, ia akan mengembalikan seluruh kemenangan yang diperoleh dariku. Jika aku yang kalah maka negeri ini akan kuberikan kepadanya. Ia akan memerintah seluruh negeri ini. Apakah kalian setuju?

Setujuuuuuu!”, jawab yang hadir serentak.

Tak lama kemudian pertandingan dimulai. Seluruh hadirin bersorak-sorak menjagoi pilihan masing-masing. Gasing Aji Bonar berputar-putar cepat sekali dan dengan cepat mematikan gasing putera raja. Sorak sorai gemuruh menyambut kemenangan gasing Aji Bonar. Hari itu juga Aji Bonar menjadi raja negeri itu.

Beberapa hari kemudian ia menjemput ibunya dengan pasukan kerajaan. Seluruh rakyat menyaksikan iring-iringan itu. Juga putra raja yang kalah bertaruh. Di sampingnya berdiri Sang Raja. Sang Raja merasa sangat malu, sebab putra yang disayanginya telah menggadaikannya. Sedang putra yang dibuang telah menjadi rajanya. Kedua orang itu menyaksikan raja Aji Bonar dengan rasa malu yang tak terhingga.

Raja Tiangkerarasen sudah mempunyai seorang permaisuri yang cantik namun masih tergoda oleh kecantikan wanita lain. Hal ini menimbulkan ketegangan dengan permaisuri dan putera-puterinya. Sifat raja ini ditiru oleh putera-puterinya yang suka mementingkan diri sendiri. Mereka suka berjudi sehingga di masa tuanya sang Raja terpaksa kehilangan kerajaan karena dipertaruhkan oleh putranya.

from : http://www.bali-directory.com/education/folks-tale/RajaYangSerakah.asp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar